Minggu, 02 Desember 2012

sekadar renunganku



"pengharapan dan doa mungkin tidak disajikan di sini, tapi dalam sebuah lisan mulai bergumam dengan sebuah tanda-tanda yang tidak dapat disaksikan oleh mata dan para malaikat mulai mencatat seiring nafas yang kiat pekat dan padat seiring pergantian hari."



saya paham, Tuhan tidak memberikan apa yang kita harapakan, tetapi Dia memberikan apa yang kita butuhkan, dan terkadang saya lupa mengatakan "terima kasih Tuhan", mungkin aku lebih sering mengatakan "kenapaTuhan?" dengan intonasi mengeluh dan selalu merasa sendiri, padahal Kau selalu di sampingku. 
ketika itu, aku sadar. aku terlalu nyaman dengan tubuh yang sedang aku pinjam dariMu, tidak menjaganya dengan baik dan dengan sepengharapanMu. kini pinjaman ini semakin tua dan mulai mencapai batasnya, entah kapan akan Kau ambil kembali dan membawaku dalam pangkuanMu. aku masih sering saja mengeluh dengan alur yang Kau buat, dengan konflik yang Kau ciptakan dan bukankah kau sudah membuat jalan keluar dari sebuah teka-teki hidup yang Kau selipkan dalam cerita hidupku, dan kau pernah berkata dalam QS. Ar-Ra’du :11, “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, sampai mereka berusaha merubahnya sendiri”. sedangkan aku selalu berputus asa untuk merubah nasibku sendiri, prediksi nasib keturunan-keturunanku yang harus ku usakankan dari sekarang, dan Kau mengingatku kembali dalam QS. Yusuf :87 "Dan janganlah berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir". aku kembali tertegur melalui ayat ini, karena aku tidak pernah ingin menjadi bagian orang yang Kau musuhi.
terimakasih untuk setiap waktu yang Kau berikan, meski terkadang aku selalu lupa bersyukur atas nikmat dan cobaanMu, meski terkadang aku selalu berserah tanpa berusaha dan berujung pada menyerah dalam ketidakmampuanku. aku sadari, aku orang yang merugi selama ini, orang yang lupa akan tempatku kembali dan aku tahu, Kau masih memberiku nafas dan kebebasan menggunakan tubuh yang Kau pinjamkan padaku untuk terus berjalan mendekatiMu dengan jalan-jalan yang telah Kau ciptakan sebelum aku terlahir melalui Ibu. kian hari kian aku bersedih hati atas kelupaanku terhadap semua apa yang telah Kau berikan untukku. Dan aku rasa itu harus kurubah dengan jerihpayahku :)

*22, 21212




beberapa cacatan kecil selama perjalananku.

ketika harus menangis karena berebut kantong plastik hitam berisi kerupuk bersama sepupu.

ketika kekakuan menghadapi kamera, masih ingat betul, ketika itu saya menyebut "mpot enjan" untuk menunjukkan "super bazzar" dan "beuyem" untuk menunjukkan "beurem/merah"

harus merelakan disunat demi mainan "mobil-mobilan, pesawat helikopter dan kapal boat polisi".

ketika kehadirannya begitu sangat berarti dan dibayar dengan nilai tertinggi. terimakasih untuk ibu sekaligus menjadi ayah di masa itu. 

ketika kebebasan seolah segalanya

tidak semudah yang dibayangkan ketika harus mulai mencari makan sendiri

ketika tatapan hampa dan bimbang, kuliah atau tetap bekerja

2010, ketika kami dipertemukan di kampus yang sama, teman ketika taman kanak-kanak

masih terasa ketika awal perjuangan kuliah dimuali

kembali berakting setelah sekian lama berpindah ke olahraga

teman yang kini kuanggap saudara, ketika perjuangan menjadi mahasiswa dimulai

keinginan yang sempat tertinggal, modeling* :D (ngaco)

semua sudah berlalu, waktunya berlari mengejar ketertingglan

ya, inilah waktunya melebarkan sayap ditingkat nasional

menjadi tamu di Pemkot Surabaya

adakah dari kita yang menjadi pemimpin masa depan?







sekian banyak waktu yang terlewat untuk menggapai cita-cita, semoga dan semoga bisa tergapai segala keinginan yang berawal dari mimpi :)