Desma Yuliadi Saputra
2222100681
3A Apresiasi Prosa Fiksi
KAMBING JANTAN
Raditya Dika
Saya mendapatkan tugas untuk mengapresiasi karya yang
dibuat selebriti Indonesia oleh dosen saya, awalnya memang sedikit bingung
karena buku apa yang harus saya baca dan bisa memotivasi saya untuk ikut
menulis, ternyata tuhan memberikan saya anugrah saat melihat sertifikat yang
saya dapat dari acara Beswan Jarum dengan bintang tamunya Raditya Dika yang
langsung mengingatkan saya pada “Kambing Jantan” dan kebetulan di serang tidak
ada bukunya. Ada yang berbisik di telinga saya, entah itu manusia atau memang
iblis yang menjadi teman saya untuk meminjam saja dan terpaksa juga saya
menggomabli teman saya untuk meminjam buku ini, kepepet juga sih dengan
dompetnya.
Raditya yang awalnya memang kurang dikenal saat
menjadi presenter dan magang dibeberapa stasiun televisi swasta tetapi saat
menulis catatan hariannya di Blog,
namanya semakin melejit karena tulisannya itu dan menjadi selebriti
sesungguhnya. Ternyata dengan menulis, kita bisa dikenal banyak orang. Satu
motivasi tambahan untuk saya agar tetap menulis meskipun tak ada satupun yang
dibukukan (miris) tapi ini memang perjuangan.
Buku Kambing Jantan karya Raditya Dika merupakan
sebuah catatan Blognya yang dibukukan
dan memang menarik perhatian pembaca. Wajar saja jika tampang Raditya Dika
sering muncul di televisi dan di undang di beberapa acara untuk jadi pembicara,
misalnya saja diundang untuk menjadi pembicara di acara seminar Beswan Jarum di
Auditorium Untirta membuat saya terbahak-bahak karena ulahnya yang memang lucu
dan gokil sama halnya dengan buku “kambing Jantan”. Saya jadi teringat kepada
teman saya yang tertawa sambil mengeluarkan air mata saat membaca dan melihat
penulisnya berkoar di atas panggung dengan gayanya yang memang gila. Apalagi
jika saya dan teman saya meliaht Stand Up Komedi, bisa-bisa saya dikatakan gila
yang sebenarnya alias tidak waras karena tanpa sengaja malah memeluk teman
lelaki saya.
Buku ini memang gokil banget, bukan hanya karena
penulisnya yang “gila” tapi karena isi curhatan dia yang memang sangat menggoda
saya untuk tertawa saat membacanya. Mungkin buku ini memang salah satu cara
untuk menghilangkan stres karena cerita-ceritanya yang memang sedikit tidak
masuk akal dan terkesan ngeyel. Saya baru sadar kalau menulis bisa menaikkan
pamor seseorang, sama halnya seperti yang dilakukan oleh Raditya Dika. Mungkin
inilah salah satu alasan mengapa selebriti ikut-ikutan menulis sebuah karya
dengan harapan namanya bisa ikut melambung.
Kambing Jantan memang membuat saya menjadi lebih
jantan dalam menjalani hidup, meski terkadang ada rintangan tapi itu akan saya
jadikan sebuah tantangan. Buku yang memotivasi meski disajikan dengan gaya
humoris memang mudah untuk dinikmati. Saya jadi terbawa dalam cerita-cerita ini dan tanpa sadar tertawa
sendiri saat membacanya.
Ketika saya bertemu Raditya Dika di Untirta dan
menyaksikan aksinya langsung, saya merasa sedikit kurang waras dibuatnya saat
mendengar celotehannya di atas panggung, membuat cerita memang tak harus
selamanya serius seperti Raditya Dika sendiri yang menulis buku dari
cerita-cerita kepolosan saat menulis di Blognya.
Awalnya saya tidak menyangka kalau buku ini bisa menghipnotis pembaca dan
secara tidak sengaja mengajaknya untuk tertawa, minimal mesem-mesem sedikit
saat membacanya. Saya rasa buku ini bisa menghilangkan kegalauan seseorang
dalam menjalani penatnya kehidupan saat menuntut ilmu, buku ini membuat saya
sadar bahwa life is never flat. Mungkin
dari catatannya menggunakan bahasa gaul yang memang dekat dengan kehidupan kita
sehari-hari jadi wajar saja saat membaca buku ini saya enggan diganggu karena
terlalu asik membaca kepolosan-kepolosan dia saat bercerita di sebuah Blognya.
Buku Kambing Jantan ini berisis kekonyol-kenyolan
dirinya selama tiga tahun yang memang pada awalnya ditulis melalui Blognya dan dibukukan oleh penerbit
gagas media. Saya merasa sangat tertarik untuk menulis kembali di Blog, bukan hanya menulis catatan tugas,
tapi catatan kehidupan yang memang sedikit konyol juga harus saya tulis di
situ, siapa tahu saya bisa naik daun seperti Raditya Dika (ngarep).
Sebenarnya, Ranitya Dika salah satu penulis yang
kreatif dalam membuat alur ceritanya meski sedikit nyeleneh dalam menulis, tapi
menurut saya dia adalah inspirasiku untuk terus menulis setiap kejadian yang
saya lewati, entah itu percintaan saya dengan senior, junior bahkan saat
mencoba menggoda kakak teman saya yang baru saya tahu kalau wanita itu sudah
mempunyai suami (jangan bilang-bilang). Bagi saya menulis itu bisa berupa
apapun juga, Raditya memang membuat saya “Gila” untuk menulis lagi setidaknya
saya bisa meluapkan isi pikiran saya dalam tulisan. Jika kita baca beberapa
cerita dalam buku ini, saya yakin kita akan dibuat terbahak-bahak dan berkata
:” gila nih si Radit”. Itu pemikiran saya sebagai pembaca yang memang selalu
terbawa suasana dalam cerita dari buku yang saya baca.
Saya pernah membayangkan saat saya menjadi Raditya
yang dengan polos menceritakan kehidupannya secara bebas di Blog, mungkin lucu
juga ya jika blak-blakan di forum tentang kekonyolan kita.
Artis menulis itu wajar, sebagai ajang promosi atau
aji mumpung untuk menaikkan pamornya, jadi wajar saja jika kita main ke toko
buku, kita banyak menemukan beberapa buku yang memang penulisnya adalah
selebriti yang sering kita lihat di televisi,
meskipun Backgroundnya bukan dari
penulis.
Ada sebuah pertanyaan yang memang sedikit mengganggu
dari buku ini, mengapa judulnya Kambing Jantan? Saat saya menanyakannya
langsung, dia malah menjawab “terserah gw, gw yang nulis”, sebel. Lelucon yang
diberikannya saat menulis catatan kehidupannya membuat saya tidak bosan untuk
membacanya karena sedikit menjadi hiburan untuk saya yang memang sedang galau
untuk Pemira tahun ini.
Saya pernah berpikir, kenapa ada buku seperti ini,
buku cacatan yang awalnya bisa dilihat di sebuah jejaring sosial (blog) apalagi
banyak diminati oleh kalangan anak muda yang memang menggemari sebuah cerita
komedi. Buku ini sedikit memberikan warna untuk kumpulan buku yang ada di
Indonesia yang kebanyak berisi cerita serius. Saya terkesan dengan kehidupan
Raditya yang ditulisnya di blog yang kemudian dibukukan, pemikiran yang tidak
terlalu menganggap hidup itu berat untuk dijalani, menikmatinya tanpa beban
pikiran. Saya merasa ingin menjadi seperti Raditya, yang bersikap apa adanya
dalam menjalani hidup ini dengan frame bahagia meski di sebenarnya itu
kepedihan yang dirasakan.
Buku ini memang sebuah inspirasi yang membuat pembaca
berfikir ulang untuk memikirkan hidup dengan menjadikannya sebuah beban tanpa
disadari membuat hidup kita semakin sulit. Berbeda halnya dengan Raditya yang
memang menganggap hidup itu selalu mudah, sebuah optimisme yang yang tinggi
dari Raditya dalam buku ini meski bersifat komedi, tapi banyak juga hal-hal
yang bisa dijadikan pelajaran untuk kita.
Saya melihat adanya ajang melambungkan popularitas
melalui sebuah tulisan yang dilakukan oleh para public figure untuk miningkatkan eksistensinya di dunia hiburan.
Seringkali saya melihat fenomena ini di Indonesia dan memang sudah marak
dilakukan oleh para selebriti untuk mendapatkan tambahan koin-koin. Sebuah fenomena
yang cukup menarik untuk dinikmati.
Kambing Jantan merupakan sebuah karya yang sangat
kreatif dari segi penyampaian cerita, entah dari mana ide itu datang kepada
penulis sehingga membuat cerita yang begitu yang sangat menarik dan meskipun
berlatar komedi yang sangat unik untuk dinikmati. Bila saya melihat kearah yang
lebih luas lagi, mengapa penulis menggunakan komedi sebagai latarnya? Saya
melihat beberapa selebritis menjadi penulis dadakan meskipun awalnya tidak
pernah terjun dalam dunia kepenulisan, seperti melly goeslow dkk yang juga
menulis sebuah buku fiksi maupun non fiksi. Ada keganjalan yang saya rasa, apa
mungkin ada tujuan lain selain untuk meningkatkan eksistensinya di dunia
hiburan atau hanya ingin menambah penghasilan dari apa yang ditulisnya. Itu
semua tergantung pada persepsi masing-masing.
Cerita yang sangat unik dengan lelucon yang bisa
dibilang dapat mengocok perut kita, ada hal yang memang membuat pembaca merasa
senang dengan bacaan seperti ini karena buku ini merupakan warna baru untuk
buku bacaan yang memang sekedar untuk menghabiskan waktu luang atau mungkin
karena buku ini ditulis oleh orang yang menjadi idolanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar